Karburator adalah salah satu perangkat penting yang terdapat pada kendaraan. Karburator berfungsi sebagai pengabut bahan bakar sehingga memudahkan bahan bakar bercampur secara homogen dengan udara untuk dapat menghasilkan pembakaran yang sempurna. Pada kondisi tertentu, yaitu pada keadaan cuaca dingin atau di pagi hari, untuk memudahkan start kendaraan dibutuhkan campuran bahan bakar dan udara yang kaya. Untuk hal ini pada karburator dilengkapi dengan perangkat yang disebut dengan sistem cuk (choke system).
Pada karburator sepeda motor konvensional, sistem cuk bekerja secara manual yaitu dengan menarik tuas cuk yang biasanya terletak di bawah setang sebelah kiri. Namun pada karburator sepeda motor terkini menggunakan cuk yang bekerja secara otomatis atau disebut denganautochoke. Dengan piranti ini memungkinkan pengendara tidak perlu menarik tuas cuk ketika sulit menghidupkan mesin di pagi hari karena Autochoke secara otomatis akan menyeimbangkan komposisi bahan bakar dan udara saat kondisi mesin masih dingin.
Cara Kerja Autochoke
Pada prinsipnya autochoke memanfaatkan thermowax untuk menggerakkan starter plunger untuk membuka dan menutup cuk. Wax yang peka terhadap suhu ini bergerak karena adanya panas akibat arus listrik yang mengalir ke PTC (positive temperatur coefficient) heater.
Posisi autochoke dan komponen di dalamnya
Pada saat mesin kendaraan tidak hidup dan temperaturnya masih dingin, volume thermowax kecil sehingga starter plunger dalam kondisi membuka lubang choke. Artinya, starter jet juga terbuka sehingga membantu memperbanyak debit bahan bakar agar mesin lebih mudah hidup.
Pada saat engine hidup dan PTC heater dialiri arus listrik maka tercipta panas yang akan membuat wax di thermowax mengembang dan menutup starter jet. Ini berati bahwa engine sudah cukup panas atau telah mencapai temperatur optimal sekitar 80 derajat celcius dan tidak perlu choke lagi. Debit bahan bakar kemudian hanya disuplai dari pilot jet dan main jet dengan volume sesuai putaran mesin atau pergeratan katup gas.
Autochoke pada Suzuki dan Yamaha menggunakan sensor suhu atau thermoswitch yang mengatur arus listrik ke PTC heater berdasarkan suhu mesin. Thermoswitch ini akan mendeteksi jika suhu mesin sudah panas dan kemudian akan mengalirkan arus listrik ke PTC.
Sedangkan pada Honda menggunakan dua macam sensor, yaitu ignition pulse dan engine coolant temperature (ECT) sensor. Ignition pulse adalah sensor yang mendeteksi rpm mesin. Jika Ignition pulse mendeteksi putaran mesin mencapai 700 rpm, maka Heater (pemanas) akan dialiri listrik. Sedangkan ECT adalah sensor suhu yang menggunakan cairan (coolant) yang prinsip kerjanya sama dengan thermowax. Pada sepeda motor Honda ada yang menggunakan kedua sensor tersebut dan ada juga yang hanya menggunakan Ignition pulse. Motor Honda yang menggunakan ECT umumnya adalah karena pada motor tersebut sudah menggunakan radiator. Selain itu ECT juga berfungsi untuk menyalakan indikator overheat yang bisa dilihat di papan speedometer.
Skema autochoke Honda Vario
0 komentar:
Posting Komentar